Jakarta Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau pembangkit listrik tenaga surya tahap pertama dijadwalkan mulai beroperasi di Ibu Kota Kepulauan (IKN) pada akhir Februari 2024.
Pembangkit PLTS IKN tahap pertama berkapasitas 10 MW dan diharapkan dapat mencapai 50 MW dari total kapasitas PLTS di masa mendatang.
“Yang pertama 10 megawatt. Lihat saja ini 10 megawatt dan siap dioperasikan, nanti tahap kedua 40 megawatt. “10 MW sedang kami kembangkan secara internal di Nusantara Power Group ” .
Berdasarkan pantauan Antara, seluruh bagian platform PLTS sudah terpasang dan siap digunakan. Pembangunannya telah selesai, mulai dari panel surya, inverter, dan konverter, serta gedung kendali pembangkit listrik. PLTS juga memiliki gardu induk 50 MW dan kabel transmisi.
“Bahkan nanti kita lihat juga gardu induk 50 MW sudah siap untuk dilanjutkan implementasinya. Semuanya sudah siap, tapi yang terpenting 10 MW siap menyuplai listrik,” ujarnya.
PLTS IKN menargetkan memiliki kapasitas 50 MW untuk melistriki Ibu Kota Negara Republik Indonesia (IKN) pada tahun 2024.
Proyek PLTS ini berada di lahan seluas 80 hektare. Harjono mengatakan, lahan tersebut milik Otoritas Ibu Kota Kepulauan (OIKN).
Harjono menjelaskan, ketika pembangkit PLTS 50 MW beroperasi dengan kapasitas penuh, maka akan mampu menyalurkan listrik ke gardu induk. Melalui PLTS, listrik nantinya disalurkan ke Gardu Induk GIS IV IKN.
Selain itu, PLTS dibangun untuk menyuplai seluruh total kebutuhan listrik IKN, bahkan melebihi pasokan yang dibutuhkan.
“Jadi kalau dijumlahkan, total kebutuhan (daya) IKN sekitar 24 megawatt. Itu syarat total kebutuhannya. Ya, tidak sebanyak itu, mungkin hanya 20-30%. Jadi 50 megawatt di sini cukup sesuai.
Sembcorp Utilities Pte. PLN Ltd merupakan perusahaan energi asal Singapura yang bekerja sama dengan Nusantara Power (NP) untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di IKN.
Proyek senilai US$64 juta ini merupakan perusahaan patungan antara PLN Nusantara Renewables dan Sembcorp Utilities PTe. Ltd adalah perusahaan energi yang berbasis di Singapura.
Kepemilikan ekuitas proyek PLTS ini sebesar 51% dimiliki oleh PLN Nusantara Renewables dan 49% oleh Sembcorp.
“Jadi saham kita 51%, Simcorp 49%. Dan dari $64 juta itu, kita punya 51% (ekuitas),” kata Harjono.
Harjono juga menambahkan, tantangan utama yang dihadapi selama proyek berlangsung adalah lokasi PLTS yang sangat jauh dari kota. Hal ini memerlukan lebih banyak tenaga dan biaya dalam logistik dan pengiriman bahan konstruksi.
“Tapi alhamdulillah proyek ini bisa kita selesaikan semua berkat dukungan semua pihak. Pemerintah daerah, OIKN dan PT PLN semua bisa menyelesaikan proyek ini tepat waktu,” ujarnya.